Tuesday, June 4, 2013

Asal Usul Nama Surabaya


Versi #1 (Dongeng)

Dahulu, di lautan luas sering terjadi perkelahian antara Ikan Hiu Sura dengan Buaya. Mereka berkelahi hanya karena berebut mangsa.Keduanya sama-sama kuat, sama-sama tangkas,sama-sama cerdik, sama-sama ganas dan sama-sama rakus.Sudah berkali-kali mereka berkelahi belum pernah ada yang menang atau pun yang kalah. akhirnya mereka mengadakan kesepakatan. 

"Aku bosan terus-menerus berkelahi, Buaya," kata ikan Sura. 

"Aku juga, Sura. Apa yang harus kita lakukan agar kita tidak lagi berkelahi?" tanya Buaya. 

Ikan Hiu Sura sudah punya rencana untuk menghentikan perkelahiannya dengan Buaya segera menerangkan. 

"Untuk mencegah perkelahian di antara kita,sebaiknya kita membagi daerah kekuasaan menjadi dua. Aku berkuasa sepenuhnya di dalam air dan harus mencari mangsa di dalam air,sedangkan kamu barkuasa di daratan dan mangsamu harus yang berada di daratan. Sebagai batas antara daratan dan air, kita tentukan batasnya,yaitu tempat yang dicapai oleh air laut pada waktu pasang surut!" 

"Baik aku setujui gagasanmu itu!" kata Buaya.

Dengan adanya pembagian wilayah kekuasaan, maka tidak ada lagi perkelahian antara Sura dan Buaya. Keduanya telah sepakat untuk menghormati wilayah masing-masing. Tetapi pada suatu hari,Ikan Hiu Sura mencari mangsa di sungai. Hal ini dilakukan dengan 
sembunyi-sembunyi agar Buaya tidak mengetahui. Mula-mula hal ini memang tidak ketahuan. Tetapi pada suatu hari Buaya memergoki perbuatan Ikan Hiu Sura ini.Tentu saja Buaya sangat marah melihat Hiu Sura melanggar janjinya. 

"Hai Sura, mengapa kamu melanggar peraturan yang telah kita sepakati berdua? Mengapa kamu berani memasuki sungai yang merupakan wilayah kekuasaanku?" tanya Buaya. 

Ikan Hiu Sura yang merasa tak bersalah tenang-tenang saja. 

"Aku melanggar kesepakatan? Bukankah sungai ini berair.Bukankah aku sudah bilang, bahwa aku adalah penguasa di air? Nah, sungai ini 'kan ada airnya, jadi juga termasuk daerah kekuasaanku, " Kata Ikan Hiu Sura. 

"Apa? Sungai itu 'kan tempatnya di darat, sedang daerah kekuasaanmu ada di laut, berarti sungai itu adalah darerah kekuasaanku!" Buaya ngotot. 

"Tidak bisa. Aku 'kan tidak pernah bilang kalau di air itu hanya air laut, tetapi juga airsungai" jawab Hiu Sura? 

"Kau sengaja mencari gara-gara,Sura?" "Tidak! kukira alasanku cukup kuat dan aku memang dipihak yang benar!" kata Sura. 

"Kau sengaja mengakaliku.Aku tidak sebodoh yang kau kira!" kata Buaya mulai ,marah. 

"Aku tidak perduli kau bodoh atau pintar, yang penting air sungai dan air laut adalah kekuasaanku!" Sura tak mau kalah. 


Karena tidak ada yang mau mengalah, maka pertempuran sengit antara Ikan Hiu Sura dan Buaya terjadi lagi.
Pertarungan kali ini semakin seru dan dahsyat. Saling menerjang dan menerkam, saling menggigit dan memukul. Dalam waktu sekejap, air disekitarnya menjadi merah oleh darah yang keluar dari luka-luka kedua binatang tersebut. Mereka terus bertarung mati-matian tanpa istirahat sama sekali. 

Dalam pertarungan dahsyat ini, Buaya mendapat gigitan Hiu Sura di pangkal ekornya sebelah kanan. Selanjutnya, ekornya itu terpaksa selalu membengkok kekiri. Sementara ikan Sura juga tergigit ekornya hingga hampir putus, lalu ikan Sura kembali ke lautan. Buaya puas telah dapat mempertahankan daerahnya.

Pertarungan antara ikan Hiu yang bernama Sura dan Buaya ini sangat berkesan di hati masyarakat Surabaya. Oleh karena itu,nama Surabaya selalu dikait-kaitkan dengan peristiwa ini. 


sumber : wikipedia.org


-------------------------------



Versi #2 (Sejarah)

Penyerbuan bangsa mongol ke Pulau jawa sekaligus sebagai hari jadi kota Surabaya. Mengingat betapa tersohornya peradapan Dinasti Mongolia dalam sejarah dunia. Kala itu, dinasti mongol dipimpin oleh Kubilai Khan, one of the Great Khan, yang juga merupakan cucu dari Genghis Khan, dan kerajaannya membentang dari daratan Eropa wilayah Hungaria sampai seluruh dataran cina dan Korea, bahkan sebagian wilayah timur tengah dan asia tenggara sudah berada dibawah kekuasaanya. Sedangkan di Jawa, kerajaan Singasari sedang mengalami kehancuran karena pemberontakan dan kerajaan majapahit baru saja dirintis.

Kubilai khan merupakan salah satu Khan Agung, sekaligus cucu dari Genghis Khan, pada tahun 1280, untuk menunjukkan kekuasaanya wilayah asia tenggara, Kubilai Khan mengirim dutanya ke kerajaan Singasari. Tujuan mengirim dutanya tidak lain adalah untuk membayar sejumlah upeti dan mengaku tunduk kepada kekaisaran mongol. Kerajaan Singasari ketika itu dipimpin oleh Raja Kertanegara, dan permintaan duta dari mongol itu langsung ditolaknya mentah-mentah. Setahun berikutnya kekaisaran mongol mengirim lagi dutanya, dan sekali lagi Kertanegara tetap bersih keras menolak untuk tunduk. Pada tahun 1289, utusan ketiga dikirim, dalam sejarah tercatat nama duta besar tersebut adalah Meng Qi. Dalam ekspedisi ketiga ini, untuk menunjukkan ketegasannya, Kertanegara melukai muka Meng Qi, dan diusirnya Meng Qi ke Cina.

Jawaban dari Kertanegara tersebut tentu saja membuat Kubilai Khan Marah. Kubilai Khan mengirim pasukannya yang besar yang terdiri dari 20.000 orang tentara Tionghoa yang direkrut dari Hokkian, Kiangsi dan Hukuang. Dimualilah Ekspedisi besar-besar ke pulau jawa untuk menghukum Kerajaan Singasari. Mongol melewati pantai Annam dan Champa menuju ke target utama mereka. Ketika , armada pasukan Mongol sampai di Jawa. Sebagian pasukan mendarat di Tuban, sebagian lagi di muara Kali Berantas.

Sementara itu, armada pasukan Mongol sampai di Jawa. Sebagian pasukan mendarat di Tuban, sebagian lagi di muara Kali Berantas. Dengan cepat Raden Wijaya membaca situasi. 



Ketika itu keadaan di kerajaan Singasari sudah berubah, dan sesampainya di Jawa, Utusan Raden Wijaya datang ke pasukan mongol untuk menawarkan diri sebagai sekutu untuk menggulinggkan Singasari (raja yang berkuasa Jayakatwang). Utusan Raden Wijaya memberikan hadiah sebuah peta wilayah Kalang. Akhirnya kesepakatan Dicapai.

Pasukan Mongol gabungan Raden Wijaya menyerbu Raja Jayakatwang. 

Dalam waktu kurang lebih 19 hari, 100.000 pasukan turut bertempur dalam penyerbuan tersebut. Penyerbuan tersebut dinilai sukses, karena mongolia berhasil menghukum raja Jawa sekaligus membunuh rajanya yaitu Jayakatwang.

Namun Wilayah Jawa yang bersuhu tropis membuat pasukan mongol cepat lelah dan sulit beradaptasi dengan model medan pertempuran diwilayah tropis. Akibat kelemahan itu, saat lengah, Pasukan Raden Wijaya menyerang Pasukan mongol (Surprise Attack), dan sekaligus mengusir pasukan mongol dari tanah Jawa. Pasukan mongol memilih segera mundur daripada menunggu 6 bulan lagi untuk mendapatkan angin menuju utara. Ketika itu mongol kehilangan 3000 ribu pasukan terbaiknya.



Sura (ikan hiu) dilambangkan sebagai bahaya dari laut (pasukan Mongol) dan baya (buaya) dilambangkan sebagai prajurit Raden Wijaya yang berhasil mengusir pasukan Mongol.

Ahirnya tahun 1293 ditetapkan sebagai tahun kelahiran kota Surabaya. 

Sumber : sudrunjournal.blogspot.com

No comments:

Post a Comment

Related Posts