Thursday, May 14, 2015

Kisah Mbah Dul

Tukang becak ibadah dengan perbaiki jalan rusak

Sumber foto : http://m.suarasurabaya.net

Apa yang dilakukan Abdul Sukur ini sangat luar biasa. Meski hanya tukang becak, warga Jalan Tambak Segaran Barat, Gg I/27, Surabaya, Jawa Timur ini melakukan usaha yang luar biasa untuk kotanya. Mbah Dul sudah 10 tahun menambal jalan berlobang agar tak membahayakan para pengguna jalan,

Semua yang dia lakukan, tak pernah sekalipun berharap imbalan. Apa yang dilakukannya kakek 65 tahun itu tiap malam, murni atas dasar kemanusiaan.

Tiap malam hingga dini hari, usai mengais rizki dari mengayuh becak, dia mencari jalan yang rusak.

Kemudian, kakek tujuh cucu itu, mencari bongkahan-bongkahan aspal bekas atau batu krikil di daerah Pasar Atom dan di Jalan Tambak Adi. Dengan berbekal hamer atau palu berukuran sedang, dia memecah bongkahan aspal yang sudah tidak terpakai.

Bongkahan-bongkahan aspal bekas perbaikan parit atau selokan itu, lalu diangkutnya menggunakan becak reot miliknya. Sekali angkut, becaknya mampu menampung 3 kuintal aspal bekas. Lalu digunakan menambal jalan yang berlubang. Untuk meratakannya, Pak Dul menempanya dengan palu miliknya.

Saat ini, beberapa ruas jalan di Kota Pahlawan yang sudah ditambalnya dari bongkahan aspal atau batu krikil, di antaranya Jalan Gembong, Tambak Rejo, Semut, Bunguran dan beberapa ruas jalan lainnya.

Pak Dul yang akrab disapa Pak Wek atau Mbah Wek (pak tua) oleh rekan-rekan seprofesinya ini, juga tak jarang membantu orang lain selama dia bisa.

Dari hasil mengayuh becak, Pak Dul pulang hanya membawa uang Rp 30 ribu, kadang kalau ramai penumpang bisa dapat Rp 40 ribu sama 50 ribu rupiah, dia tidak pernah meratapi nasibnya.

Sebelumnya, Himan Utomo mengunggah kisah tukang becak bertingkah aneh di akun facebooknya, Selasa (12/5). Saat itu, Himan sedang menunggu istrinya yang bekerja di ITC. Hilman lantas menawarkan rokok untuk membuka percakapan. "Bapak dari Dinas Kota kah kok meratakan jalan dan cuma memakai becak? Bukankah Dinas Kota punya fasilitas."

Pak Dul mengaku jika dirinya merupakan tukang becak biasa. Tak puas dengan jawab itu, Himan menyorongkan pertanyaan lagi, siapa yang mempekerjakan dan berapa diberi gaji. "Saya enggak kerja sama siapa-siapa dan tidak digaji siapa-siapa," jawab Pak Dul.

Mendengar jawaban itu, rasa penasaran Himan bertambah besar. Kenapa orang seumuran Pak Dul mau bekerja tanpa ada imbalan sepeser pun. Padahal pekerjaan itu sudah tanggung jawab Pemerintah Kota Surabaya.

"Enggak apa-apa mas, ini sudah jadi hobi saya tiap malam. Setelah cari rezeki dengan menjadi tukang becak, malamnya saya selalu mencari bongkahan batu aspal, buat nutup jalan yang berlobang, ya hitung-hitung abdi saya sebagai warga kota Surabaya," terang Pak Dul dengan tersenyum.


Sumber :
http://www.merdeka.com/peristiwa/kisah-mbah-dul-si-tukang-becak-ibadah-dengan-perbaiki-jalan-rusak.html

Wednesday, May 6, 2015

Pawai Bunga Surabaya

Pawai Bunga di Surabaya Berlangsung Meriah

Dalam rangka memeriahkan hari jadi Pemerintah Kota Surabaya ke-722 yang jatuh pada 31 Mei mendatang, Pemerintah Kota Surabaya menyelenggarakan Parade Budaya dan Pawai Bunga pada hari ini, Ahad, 3 Mei 2015. Puluhan peserta berangkat dari Tugu Pahlawan dan finis di Balai Kota Surabaya. Adapun untuk kendaraan pawai berlanjut ke Taman Bungkul.

Jumlah peserta sebanyak 87 kelompok. Ini naik 100 persen dibanding tahun sebelumnya..

Parade budaya yang disaksikan ribuan pasang mata itu sangat unik dan beraneka ragam. Aneka mobil berhias rangkaian bunga dimeriahkan oleh SKPD Pemkot Surabaya, BUMD Pemkot Surabaya, perguruan tinggi, dan perusahaan. Selain itu, duta dari kota tetangga maupun luar provinsi juga ikut memeriahkan parade budaya itu.

Peserta dari Surabaya di antaranya Dinas Pertanian Kota Surabaya yang memajang hasil buah dan sayur-mayur Kota Surabaya yang dikemas dengan cantik dan kreatif. Ada pula mobil bunga berbentuk keran air raksasa dari PDAM Surya Sembada serta topeng badut raksasa dari Surabaya Carnival, mobil hias dari perusahaan pasar, serta peserta dari Pemerintah Kota Surabaya sendiri.

Sedangkan peserta yang berasal dari luar, di antaranya Pemerintah Daerah Kabupaten Maluku Tenggara Barat dengan tarian dan mobil hiasnya serta peserta dari Sleman yang mengusung tampilan miniatur Candi Borobudur.

Risma mengatakan bahwa parade budaya dan pawai bunga tahun 2015 lebih semarak dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Hal itu sesuai dengan tema yang diusung, yaitu "Semarak Surabaya Dalam Keberagaman Budaya". Parameter keberhasilannya adalah jumlah peserta yang meningkat drastis dibanding penyelenggaraan sebelumnya. Kali ini peserta datang tidak hanya dari dalam kota, tetapi juga dari luar Kota Surabaya.

Ribuan warga Surabaya yang menyaksikan parade itu antusias menonton pertunjukan. Mereka tak menghiraukan meski rintik hujan turun. Mereka mengakui bahwa parade kali ini sangat menarik dan lebih kreatif dibanding tahun lalu.



Pawai Bunga lebihi Pasadena Carnival digelar saat Hari Jadi Surabaya

Pemkot Surabaya punya konsep berbeda dalam memperingati Hari Jadi Kota Surabaya (HJKS) ke-722. Meski masih ada acara andalan pawai bunga, namun event yang rencananya digelar pada Minggu (3/5/2015) nanti makin beragam. Indikatornya, jumlah peserta yang berpartisipasi di acara bertema `Semarak Surabaya Dalam Keberagaman Budaya` ini, lebih banyak dibanding tahun kemarin.

Asisten I Sekkota Surabaya, Yayuk Eko Agustin menegaskan, hingga H-3, sudah ada 85 peserta yang memastikan ambil bagian dalam acara pawai bunga yang menjadi rangkaian untuk menyambut Hari Jadi Kota Surabaya (HJKS) Surabaya ke-722 pada 31 Mei mendatang. Selain mobil berhias bunga, juga akan ditampilkan budaya lokal khas Surabaya seperti Manten Pegon.

Baca juga: Manajemen Suroboyo Carnival berkilah saat mangkir dari panggilan DPRD dan Manajemen Suroboyo Carnival gerilya lakukan lobi perijinan

Yayuk Eko Agustin mengatakan, parade budaya dan pawai bunga tahun ini akan dikemas sedikit berbeda dibandingkan peringatan Hari Jadi Kota Surabaya sebelumnya. Yang paling mencolok adalah waktu pelaksanaanya. Bila sebelumnya digelar siang, untuk tahun ini, pawai dekorasi bunga dalam ukuran besar yang membentuk berbagai karakter dan diarak di jalanan itu akan digelar pagi hari. Ini karena bila digelar pada siang hari seperti yang sudah-sudah, kemeriahannya kurang maksimal, karena waktu yang mendekati malam. Sementara bila digelar pagi, waktunya relatif lebih panjang.

Mantan Kepala Badan Kepegawaian dan Diklat (BKD) Surabaya ini menjelaskan, seperti tahun sebelumnya, parade budaya dan pawai bunga akan diawali dari Tugu Pahlawan, kecuali para model busana yang akan ambil bagian dari dari SMA Trimurti.

Parade akan berakhir di Taman Surya. Namun, nantinya, kendaraan dekorasi bunga akan melanjutkan kembali perjalanan. Keluar dari Taman Surya, mobil pawai bunga akan belok kanan menuju beberapa rute seperti ke Jl Pemuda hingga ke Jl Darmo. Nantinya, bunga bisa dibongkar di kawasan Jl Darmo Kali. Di beberapa titik, juga akan disiapkan semacam tribun untuk acara hiburan.

Sementara Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Surabaya, Wiwiek Widayati, meyakini parade budaya dan pawai bunga ini akan mampu meningkatkan jumlah kunjungan wisatawan lokal dan juga turis asing untuk datang ke Surabaya. Apalagi, Disbudpar Surabaya sudah melakukan promosi ke banyak pihak. Selama ini, di hari biasa saja, jumlah wisatawan mancanegara yang berkunjung ke Surabaya, jumlahnya sudah cukup banyak.



Sumber :
http://www.tempo.co/read/news/2015/05/03/204663072/Pawai-Bunga-di-Surabaya-Berlangsung-Meriah
http://www.lensaindonesia.com/2015/04/30/pawai-bunga-lebihi-pasadena-carnival-digelar-saat-hari-jadi-surabaya.html

Related Posts