Wednesday, July 31, 2019

6.005 Pelari Bakal Meriahkan Surabaya Marathon 2019

6.005 Pelari Bakal Meriahkan Surabaya Marathon 2019

Asosiasi Pengelola Pusat Belanja Indonesia (APPBI) DPD Jawa Timur bersama Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya kembali menggelar kegiatan skala internasional bertajuk Surabaya Marathon 2019 pada Minggu, 4 Agustus 2019.

Kegiatan yang digelar ketiga kalinya ini akan diikuti 6.005 peserta dari berbagai wilayah di Indonesia maupun mancanegara. Ketua Asosiasi Pengelola Pusat Belanja Indonesia (APPBI) Jawa Timur, Sutandi Purnomosidi mengatakan, peserta Surabaya Marathon ini tiap tahun mengalami kenaikan drastis. Hal itu disebabkan karena kegiatan marathon ini berbeda dari kegiatan lainnya.

"Surabaya marathon ini adalah city marathon. Jadi melewati icon bersejarah dan wisata di tengah kota sehingga ini yang paling ditunggu-tunggu peserta," kata Sutandi saat jumpa pers di Kantor Bagian Humas, Rabu (31/7/2019).

Ia menuturkan, peserta Surabaya Marathon ini dari awal digelar hingga sekarang terus meningkat. Saat awal digelar peserta mencapai 3.000 orang, tahun kedua 4.400 orang dan tahun ketiga sudah mencapai 6.005 peserta. Terlebih, peserta datang dari 130 kabupaten/kota di Indonesia pada 2019.

"Kita berharap tahun ini akan lebih baik, tentunya dengan seluruh support jajaran, baik dari Pemkot Surabaya, Polrestabes Surabaya dan Korem 084/Bhaskara Jaya," ujar dia.

Dalam kegiatan ini, Pemkot Surabaya telah menyiapkan 1.200 personil, baik dari jajaran Satpol PP, Linmas, maupun petugas kesehatan. Para petugas tersebut akan mengawal semua rute yang dilalui para peserta. Bahkan, Pemkot Surabaya akan menyiapkan 11 unit ambulance saat event tersebut berlangsung.

Kepala Bidang Pengawasan dan Pengendalian Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Surabaya, Tunjung Iswandaru menyampaikan, untuk penertiban dan pengaturan arus lalu lintas, pihaknya akan mengerahkan 211 personil. Para personil itu akan mengatur kelancaran arus lalu lintas dan melakukan pemasangan alat bantu, seperti tutup barier dan traffic cone.

"Untuk persiapan yang dilakukan pemasangan alat bantu arah, akan kita lakukan pada malam hari. Kita juga koordinasi dengan pengelola parkir di TP (Tunjungan Plaza) sejak malam sudah bisa menampung peserta Surabaya Marathon ini," kata Tunjung.

Kepala Urusan Pembinaan Operasional Satlantas Polrestabes, M. Su’ud menuturkan, kegiatan ini didukung sepenuhnya oleh Polrestabes Surabaya. Oleh karena itu, pihaknya sudah mengatur rekayasa lalu lintas dan mensterilkan rute-rute yang dilewati peserta sejak pukul 04.30 dini hari. Terutama untuk garis start dan finish di Jalan Embong Malang.

"Mulai pukul 04.20 WIB dini hari Minggu, akses menuju Embong Malang kita sterilkan. Artinya semua kendaraan tidak bisa mengakses Jalan Embong Malang karena garis start. Untuk rute-rute yang dilewati Surabaya Marathon akan di sterilkan mulai pukul 04.20 WIB," kata Su’ud.

Ia memastikan, saat acara Surabaya Marathon berlangsung, sepanjang jalan yang digunakan rute tersebut dipastikan steril. Jembatan Mayangkara Wonokromo ke arah selatan menuju A. Yani akan disterilkan. Semua pengguna jalan akan dilewatkan menuju Jalan frontage road.

"Kami kerahkan sebanyak 532 personil jajaran Satlantas Polrestabes Surabaya, untuk mengamankan acara ini," kata dia.

Ia memastikan, estimasi penutupan beberapa jalan tersebut akan berakhir sekitar pukul 12.30 WIB. Sebab, peserta terakhir berada di garis finish pukul 11.30 WIB.

"Sampai 12.30 Wib, baru bisa kita katakan normal. Karena pukul 11.30 Wib, terakhir peserta masuk garis finish dan pukul 13.00 WIB, Surabaya normal kembali lalu lintasnya," ujarnya.

CCTV yang berfungsi untuk pemantauan (surveillance) berjumlah 612 yang tersebar di beberapa titik lalu lintas dan objek vital di Surabaya (Foto:Liputan6.com/Dian Kurniawan)
Sementara itu, Ketua Panitia Surabaya Marathon 2019, Fransisca Budiman menambahkan, tidak ada perubahan untuk marathon untuk yang kategori 5K, tapi untuk 10K, Half Marathon dan Full Marathon ada sedikit penyesuaian.

"Konsep kita adalah memutar Kota Surabaya. Start nya semua sama di Jalan Embong Malang depan Tunjungan Plaza," kata Fransisca.

Adapun rute yang akan dilintasi para peserta untuk kategori 5K, yaitu Jalan Embong Malang – Jalan Blauran – Jalan Praban - Jalan Tunjungan Siola - Jalan Gubenur Suryo - Puter di Bambu Runcing – Masuk Pnglima Sudirman - Masuk Ke Karapan Sapi - Basuki Rahmad - Finish.

Kemudian untuk rute 10K, dimulai dari Jalan Embong Malang – Jalan Blauran – menuju Bubutan – Jalan Pahlawan- puter Kebun Rojo – Jalan Tunjungan – Gubenur Suryo – Walikota Mustajab – Monkasel – Bambu Runcing – Panglima Sudirman – Karapan Sapi – Basuki Rahmad - dan finish di Embong Malang.

Berikutnya untuk half marathon, yakni Jalan Embong Malang – Blauran – Praban – Tunjungan – Gubenur Suryo – Walikota Mustajab – Pemuda – Panglima Sudirman – Raya Darmo – mengarah k Jembatan Mayangkara – puter bali Margorejo – Royal Plaza – Jembatan Mayangkara – Raya Darmo – Diponegoro – Ciliwung – Adityawarman – Mayjend Sungkono – puter balik Ciputra World – Jalan Indra Giri – Dr Soetomo – keluar di Raya Darmo – Urip Sumoharjo – Basuki Rahmad – Embong Malang finish.

Terakhir untuk Full Marathon, yakni Jalan Embong Malang - Kebun Rojo - Tugu Pahlawan – melewati Jalan Tunjungan – Belok Walikota Mustajab – Balai Kota – Gubeng Pojok – Bilition – Sulawesi – Puter Bali Kertajaya – perempatan pertama puter balik menuju Jalan Sulawesi – Gubeng – Monkasel – Pemuda – Pnglima Sudirman - Raya Darmo - Mayangkara – terus di Graha Pangeran puter Balik – Mayangkara – Ciliwung – Adityawarman – Underpass HR Muhammad – puter balik Kantor Kecamatan Praja  – Indra Giri – DR Soetomo – Raya Darmo – Basra – Finish.

https://surabaya.liputan6.com/read/4026668/6005-pelari-bakal-meriahkan-surabaya-marathon-2019


Surabaya Marathon Diramaikan 6 Ribuan Pelari

Surabaya Marathon 2019 diminati peserta. Ajang yang dihelat pada Minggu (4//7/2019) itu diramaikan ribuan pelari dari dalam dan luar negeri.

Ketua Asosiasi Pengelola Pusat Belanja Indonesia (APPBI) Jawa Timur, Sutandi Purnomosidi, yang sekaligus ketua panitia Surabaya Marathon menyebut lomba lari yang memasuki edisi ketiga itu diminati hingga 6.005 pelari dari berbagai kalangan. Jumlah tersebut meningkat ketimbang tahun lalu.

"Saat awal digelar peserta mencapai 3.000 orang, tahun kedua 4.400 orang dan tahun ini sudah mencapai 6005 peserta," kata Sutandi kepada wartawan di kantor Humas Pemkot Surabaya, Rabu (31/7/2019).

Baca juga: Bupati Azwar Anas Lepas Banyuwangi Ijen Green Run

Sutandi menjelaskan peningkatan peserta itu sekaligus menjadi promosi wisata Kota Surabaya. Makanya, panpel menyiapkan rute maraaton yang melewati ikon kota.

"Jadi nanti yang akan dilewati seperti Tugu Pahlawan, terus ada Monkasel, KBS, bambu runcing dan Taman Bungkul. Dan banyak juga peserta yang ingin melihat tabebuya yang saat ini lagi bermekaran," terangnya.

Sementara itu, Kepala Urusan Pembinaan Operasional Satlantas Polrestabes, M. Su'ud, siap mengawal keamanan ajang itu. Kepolisian telah mengatur rekayasa lalu lintas pada rute-rute yang akan dilalui para peserta. Di antaranya, penutupan jalan dilakukan sejak pukul 04.20 pada garis start di Jalan Embong Malang.

"Mulai pukul 04.20 WIB pada Minggu, akses menuju Embong malang kami sterilkan. Artinya, semua kendaraan tidak bisa mengakses Jalan Embong Malang karena garis start," kata Su'ud.

Selain garis start, lanjut Su'ud, sejumlah jalan protokol seperti jembatan Mayangkara Wonokromo ke arah selatan menuju A. Yani akan disterilkan. Semua pengguna jalan akan dilewatkan menuju Jalan frontage road.

"Sampai 12.30 WIB, baru bisa kami katakan normal. Karena, pukul 11.30 WIB, terakhir peserta masuk garis finis dan pukul 13.00 WIB, Surabaya normal kembali lalu lintasnya," ujarnya.


"Kami juga mengerahkan sebanyak 532 personel jajaran Satlantas Polrestabes Surabaya, untuk mengamankan acara ini," dia menjelaskan.

https://sport.detik.com/sport-lain/d-4647297/surabaya-marathon-diramaikan-6-ribuan-pelari


6 Ribu Lebih Pelari Ramaikan Surabaya Marathon 2019

Asosiasi Pengelola Pusat Belanja Indonesia (APPBI) DPD Jawa Timur bersama Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya kembali menggelar event skala internasional bertajuk Surabaya Marathon 2019 pada Minggu (4/8/2019).

Event yang digelar ketiga kalinya ini akan diikuti 6.005 peserta dari berbagai wilayah di Indonesia maupun Mancanegara.

Ketua Asosiasi Pengelola Pusat Belanja Indonesia (APPBI) Jawa Timur, Sutandi Purnomosidi mengatakan, peserta Surabaya Marathon ini tiap tahunnya mengalami kenaikan yang drastis. Hal itu disebabkan karena event marathon ini berbeda dari event lainnya.

“Surabaya marathon ini adalah city marathon. Jadi melewati ikon bersejarah dan wisata di tengah kota sehingga ini yang paling ditunggu-tunggu peserta,” kata Sutandi.

Ia menjelaskan, peserta Surabaya Marathon ini dari awal digelar hingga sekarang terus meningkat. Saat awal digelar peserta mencapai 3000 orang, tahun kedua 4400 orang dan tahun ini sudah mencapai 6005 peserta.

Terlebih, tahun ini peserta datang dari 130 kabupaten/kota di Indonesia. “Kita berharap tahun ini akan lebih baik, tentunya dengan seluruh support jajaran, baik dari Pemkot Surabaya, Polrestabes Surabaya dan Korem 084/Bhaskara Jaya,” jelasnya.

Dalam event ini, Pemkot Surabaya telah menyiapkan 1200 personil, baik dari jajaran Satpol PP, Linmas, maupun petugas kesehatan. Para petugas tersebut akan mengawal semua rute yang dilalui para peserta. Bahkan, Pemkot Surabaya akan menyiapkan 11 unit ambulance saat event tersebut berlangsung.

https://beritajatim.com/olahraga/6-ribu-lebih-pelari-ramaikan-surabaya-marathon-2019/

Surabaya Marathon 2019

Surabaya Marathon 2019 Diharapkan Dongkrak Perekonomian Surabaya

Sutandi Purnomosidi Ketua Asosiasi Pengelola Pusat Belanja Indonesia (APPBI) Jawa Timur mengatakan, event Surabaya Marathon 2019 yang digelar Minggu 4 Agustus nanti, diprediksi bisa mendongkrak perekonomian Kota Surabaya. Sebab, dari tahun ke tahun jumlah pesertanya terus meningkat.

Menurut Sutandi, dampak bisnis dalam event tahunan yang ketiga ini, adalah okupansi hotel di kawasan Jl. Basuki Rahmat dan Jl. Embong Malang dipastikan penuh. Belum pusat-pusat kuliner juga akan tergerakkan.

"Dampak bisnisnya tentu okupansi hotel di Jl. Basuki Rahmat dan Jl. Embong Malang penuh. Belum pusat-pusat kuliner di Surabaya," ujar Sutandi dalam konferensi pers, di Kantor Humas Pemkot Surabaya, Rabu (31/7/2019).

Sutandi mengatakan, Surabaya Marathon 2019 diikuti 6005 peserta yang terdiri dari 130 kota di Indonesia dan 100 orang dari luar negeri. Jumlahnya terus meningkat, dari tahun 2018 sebanyak 4.400 peserta menjadi 6005 peserta di tahun ini.

"Peserta dari luar negeri yang terus bertambah yakni dari Kenya, Jepang dan Filipina," katanya.

Tujuan digelar Surabaya Marathon 2019, kata Sutandi, karena APPBI ingin memberikan kesan berbeda dari sekadar dunia belanja.

"Supaya kesannya tidak konsumtif terus maka digelar olahraga. Bedanya dengan yang lain, lintasannya paling steril sudah diakui oleh para pelari," katanya.

Fransisca Budiman Panitia Surabaya Marathon 2019 mengatakan, seluruh kategori Surabaya Marathon start dari Jl. Embong Malang. Khusus full Marathon nanti putar di Graha Pangeran Jl Ahmad Yani. Sebelum finish juga masuk underpass HR Muhammad, putar balik di Prada Kali Kendal, lalu Indragiri, Darmo, Basuki Rachmat dan finish.

"Full Marathon ini memang rutenya dari segala arah memutari kota Surabaya. Harapannya, ingin mengenalkan ikon kota Surabaya dan mengenalkan hijaunya kota Pahlawan," katanya.

AKP M. Suud Kaur Binops Satlantas Polrestabes Surabaya mengatakan, Surabaya Marathon akan diamankan 532 personel polisi, 211 personel Dishub, 1.200 personel dari Pemkot yang mengcover seluruh rute, disertai 11 ambulance.

Suud mengatakan, penutupan arus akan dilakukan di simpang jalan yang menjadi rute. Mulai jam 04.20 WIB akses Jl. Embong Malang disterilkan karena untuk start. Khusus di Jl A Yani, arus kendaraan akan dialihkan ke Frontage sisi timur dan barat.

"Rekayasa lalu lintas dilakukan buka tutup sesuai urutan habisnya para pelari di masing-masing rute," katanya.


Sumber :
https://kelanakota.suarasurabaya.net/news/2019/224121-Surabaya-Marathon-2019-Diharapkan-Dongkrak-Perekonomian-Surabaya

Monday, July 29, 2019

Kualitas Udara Surabaya Lebih Baik dari Jakarta

Mengapa Kualitas Udara Surabaya Lebih Baik dari Jakarta?


Pemerintah Kota Surabaya melalui Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Surabaya memastikan kualitas udara di kota Surabaya masuk kategori baik. Kepala Seksi Pemantauan dan Pengendalian Kualitas Lingkungan Hidup DLH Kota Surabaya Ulfiani Ekasari mengatakan, hasil pantauan harian melalui indeks standar pencemaran udara (ISPU), nilai ISPU di Surabaya sekitar 50-60.

Menurut Ulfiani, rentang nilai ISPU terdiri dari lima kategori, di antaranya nilai 0-50 kategori baik, nilai 51-100 kondisi sedang, nilai 101-199 masuk kategori tidak sehat. Kemudian, nilai 200-299 masuk kategori sangat tidak sehat dan nilai lebih dari 300 masuk kategori berbahaya. "Jadi kalau di Surabaya itu sehat. ( Kualitas udara) di Surabaya itu antara baik (0-50) dan sedang (51-100)," kata Ulfiani kepada Kompas.com, Senin (29/7/2019).

Ia menyampaikan, masyarakat bisa memantau kondisi udara setiap hari melalui layar ISPU yang disediakan di Jalan Pemuda dan Jalan Ir. Soekarno. Ia mengatakan, DLH selalu melakukan pembaruan untuk menggambarkan kualitas udara secara umum. "Kami punya dua stasiun pemantau udara yang sudah jalan, yakni di Mulyosari dan Kebonsari.

Kalau ISPU, kami pakai sistem analyzer yang dibangun tahun 2012. Kalau membandingkan pakai indeks kualitas udara (IKU)," ujar dia. Kata Ulfiani, Surabaya memiliki kualitas udara kategori sehat itu sejak lima tahun lalu dan perbaikannya terus meningkat setiap tahun.

Data Airvisual, Kualitas Udara Jakarta Pagi Ini Terburuk di Dunia Ia melanjutkan, secara nasional pemerintah tidak menggunakan stasiun monitoring pemantau udara untuk mengukur kualitas udara di setiap provinsi maupun kota/kabupaten.

Namun, menggunakan indeks kualitas udara (IKU). Berdasarkan data dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), kata Ulfiani, Jawa Timur berada di angka 81,80 sedangkan DKI Jakarta 66,57. Ia menambahkan, apabila nilai IKU semakin tinggi, kualitas udara semakin baik.

Sebaliknya, apabila nilai ISPU semakin kecil, kualitas udara dinyatakan baik. "Indeks kualitas udara Kota Surabaya tahun 2018, nilainya 90,25. Jadi masuk kategori baik," kata Ulfiani. Indikator udara Sementara itu, pelaksana tugas Kepala Dinas Kebersihan dan Ruang Terbuka Hijau (DKRTH) Kota Surabaya Eri Cahyadi mengungkapkan beberapa hal yang membuat kualitas udara di Surabaya menjadi baik.

Pertama, ruang terbuka hijau di Surabaya terus bertambah dan jumlah taman untuk ruang terbuka hijau mencapai 500 taman lebih. Tahun ini, kata Eri, taman yang sudah dibangun sekitar 20 taman. Kedua, sejak 2012 lalu Pemkot Surabaya mengatasi polusi udara dengan memasang tanaman lidah mertua di trotoar-trotoar jalan untuk mengatasi polusi di jalan-jalan yang padat dilalui kendaraan.

"Tahun 2012 kita sudah menaruh (lidah mertua) di jalan untuk penyerapan polusi udara tinggi. Pemanfaatannya kita tanam (lidah mertua) ke tong bekas yang dicat warna-warni. Penyerapannya sangat tinggi terhadap karbon dioksida," kata Eri.

Sementara yang ketiga, Eri mengatakan, Dinas Perhubungan Surabaya selalu mengadakan tes terhadap polusi kendaraan dengan melakukan uji emisi. "Terbukti sekarang, meski kendaaran meningkat tapi kondisi udara tetap terjaga. Uji emisi yang selalu rutin dilakukan juga membantu untuk itu (mengatasi polusi)," tutur Eri.

Lantas, mengapa kualitas udara di Surabaya bisa lebih baik dari Jakarta? Eri mengaku, banyaknya taman yang dibangun Pemkot Surabaya sangat membantu terhadap kualitas udara. Termasuk berbagai jenis tanaman yang ditanam di setiap sudut jalan maupun taman di Surabaya.

Di samping itu, kesadaran masyarakat yang peduli terhadap kualitas udara dan pengelolaan sampah menjadikan kondisi udara di Surabaya terus mengalami peningkatan. "Kesadaran terhadap lingkungan ini kita jalankan sejak Bu Risma masih menjabat kepala dinas kebersihan.

Bu Risma ikut mengedukasi masyarakat untuk peduli terhadap kualitas udara dan bagaimana dengan pengelolaan sampah, itu yang sebenarnya kita terapkan. Hasilnya ya seperti ini," ujar dia. Namun, Eri menegaskan kualitas udara di Surabaya tidak untuk dibandingkan dengan daerah lain.

Sebab, apa yang dilakukan Pemkot Surabaya, kata dia, semata-mata untuk mengurangi polusi udara. "Sehingga tidak mungkin dibandingkan dengan daerah lain. Namun yang pasti, hasil yang dilakukan Pemkot Surabaya bisa dirasakan sekarang," imbuhnya.

Sebelumnya, Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini akan menyulap Kota Pahlawan menjadi kota taman sepenuhnya. Tahun lalu, Risma sudah membangun 70 lebih taman baru di berbagai sudut kota. Sementara tahun ini, ia akan membangun banyak taman lagi dengan lahan yang lebih luas.

"Se- Kota Surabaya ini kita buat menjadi taman. Tujuannya memang untuk lingkungan. Supaya kualitas udara di Surabaya bagus. Seluruh kota akan kita tanami bunga," ujar Risma.


Sumber :
https://regional.kompas.com/read/2019/07/29/16491941/mengapa-kualitas-udara-surabaya-lebih-baik-dari-jakarta-ini-penjelasannya?page=all.

Sumber foto :
http://www.swaraguna.com/2013/06/pasang-stasiun-pemantau-udara-di-merr.html

Wednesday, July 3, 2019

Gombloh


Gombloh (lahir di Jombang, 14 Juli 1948 – meninggal di Surabaya, 9 Januari 1988 pada umur 39 tahun) adalah seorang penyanyi Indonesia. Ia dilahirkan dengan nama asli Soedjarwoto Soemarsono di Kota Jombang.

Gombloh dilahirkan sebagai anak ke-4 dari enam bersaudara dalam keluarga Slamet dan Tatoekah. Slamet adalah seorang pedagang kecil yang hidup dari menjual ayam potong di pasar tradisional di kota mereka. Sebagai keluarga sederhana, Slamet sangat berharap agar anak-anaknya dapat bersekolah setinggi mungkin hingga memiliki kehidupan yang lebih baik.

Gombloh menyelesaikan pendidikan sekolah di SMA Negeri 5 Surabaya dan sempat berkuliah di Jurusan Arsitektur Institut Teknologi Sepuluh Nopember, (ITS) Surabaya, namun tidak diselesaikannya dan memilih menuruti nalurinya untuk bermusik.

Gombloh pada kenyataannya tidak pernah berniat kuliah di ITS, ia melakukannya karena kasihan dengan orang tuanya. Ia sering membolos dari kampus teknik yang terkenal dengan disiplin terketat di Indonesia itu. Kelakuannya ini akhirnya diketahui ayahnya setelah Slamet mendapat surat dari ITS yang memberikan peringatan.

Gombloh bereaksi dengan menghilang ke Bali dan bertualang sebagai seniman. Jiwanya yang bebas tidak dapat dikekang oleh disiplin yang ketat dan kuliah yang teratur. Walau tidak memiliki gelar akademik dari ITS, Gombloh dipandang sebagai sosok yang memberi jiwa kemanusiaan, kebangsaan, dan kemanusiaan oleh para mahasiswa alumnus ITS Surabaya hingga kini.

Gombloh adalah pencipta lagu balada sejati. Ia bergabung dengan grup beraliran art rock/orchestral rock bernama Lemon Tree's Anno '69, yang musiknya mendapat pengaruh ELP dan Genesis. Leo Kristi dan Franky Sahilatua juga pernah menjadi anggota grup ini.

Kehidupan sehari-hari rakyat kecil banyak digambarkan dalam lagu-lagunya, seperti Doa Seorang Pelacur, Kilang-Kilang, Poligami Poligami, Nyanyi Anak Seorang Pencuri, Selamat Pagi Kotaku. Lirik-liriknya puitis dan misterius. Sebagaimana penyanyi balada semasanya, seperti Iwan Fals dan Ebiet G. Ade, Gombloh juga tergerak menulis lagu tentang (kerusakan) alam, salah satunya adalah Berita Cuaca (lebih populer dengan nama Lestari Alamku walaupun ini bukan judul yang sebenarnya).

Lagu-lagu cintanya cenderung "nyeleneh", sama seperti karya Iwan Fals atau Doel Sumbang, misalnya Lepen ("sungai kecil" dalam bahasa Jawa, tetapi di sini adalah singkatan dari "lelucon pendek").

Namun, ia memiliki tema khas yaitu nasionalisme di dalam lagu-lagunya, seperti Dewa Ruci, Gugur Bunga, Gaung Mojokerto-Surabaya, Indonesia Kami, Indonesiaku, Indonesiamu, Pesan Buat Negeriku, dan BK, lagu yang bertutur tentang Bung Karno, sang proklamator. Lagunya Kebyar Kebyar banyak dinyanyikan pada masa perjuangan menuntut Reformasi.

Bersama Lemon Tree's ia pernah pula merilis album yang lagu-lagunya berbahasa Jawa dengan berjudul "Sekar Mayang". Hong Wilaheng, yang adalah versi reprise dari lagu Sekar Mayang dan masuk dalam album "Berita Cuaca", menggunakan lirik yang diambil dari Serat Wedhatama.

Gombloh juga menulis lagu untuk penyanyi lain. Ia menulis Tangis Kerinduan bagi Djatu Parmawati dirilis (1988), juga Merah Putih (1986) untuk dinyanyikan bersama-sama.

Semenjak album Gila, Gombloh dinilai para kritisi mengendurkan idealismenya, dengan lebih mengedepankan album bergaya pop ringan dan dengan lirik-lirik sederhana dan jenaka. Namun dengan demikian ia menjadi lebih populer dan mendapat penghasilan yang besar. Ia tidak menjadi kaya dengan itu, karena lebih suka menghabiskan pendapatannya dengan makan-makan bersama kawan-kawannya[1]. Rasa kesetiakawanannya dan jiwa merdeka inilah yang secara tidak langsung membawanya pada penyakit yang kelak merenggut nyawanya.

Gombloh meninggal dunia di Surabaya pada 9 Januari 1988 setelah lama menderita penyakit pada paru-parunya. Kebiasaan merokoknya sulit dihilangkan dan ia dikabarkan sering begadang. Menurut salah seorang temannya, beberapa waktu sebelum meninggal, sering kali Gombloh mengeluarkan darah bila sedang bicara atau bersin.

Pada 1996 sejumlah seniman Surabaya membentuk Solidaritas Seniman Surabaya dengan tujuan menciptakan suatu kenangan untuk Gombloh yang dianggap sebagai pahlawan seniman kota itu. Mereka sepakat membuat patung Gombloh seberat 200 kg dari perunggu. Patung ini ditempatkan di halaman Taman Hiburan Rakyat Surabaya, salah satu pusat kesenian di kota itu. Pada tanggal 30 Maret 2005 dalam acara puncak Hari Musik Indonesia III di Jakarta, Gombloh mendapat penghargaan Nugraha Bhakti Musik Indonesia secara anumerta dari PAPPRI, bersama sembilan tokoh musik lainnya, yaitu:

Lagu-lagu karya Gombloh sempat diangkat dalam penelitian Martin Hatch seorang peneliti dari Universitas Cornell dan ditulis sebagai karya ilmiah yang berjudul "Social Criticsm in the Songs of 1980’s Indonesian Pop Country Singers", yang dibawakan dalam seminar musik The Society of Ethnomusicology di Toronto, Kanada pada 2000.


Soedjarwoto Soemarsono atau yang lebih dikenal dengan Gombloh merupakan penyanyi balada legendaris Tanah Air. Gombloh lahir di Jombang, 14 Juli 1948 dan meninggal di Surabaya, 9 Januari 1988 pada umur 39 tahun.

Hari ini, Senin (9/1/2017), tepat 29 tahun peringatan kematian sang maestro lagu balada ini. Banyak karya-karya Gombloh yang melegenda dan bahkan masih tetap diperdengarkan hingga saat ini.

Gombloh dilahirkan sebagai anak keempat dari enam bersaudara dari pasangan Slamet dan Tatoekah. Sebagai keluarga sederhana, Slamet sangat berharap agar anak-anaknya dapat bersekolah setinggi mungkin hingga memiliki kehidupan yang lebih baik.

Hal inilah yang membuat berkuliah di Jurusan Arsitektur Institut Teknologi Sepuluh Nopember, (ITS) Surabaya. Gombloh pada kenyataannya tidak pernah berniat kuliah di ITS, ia melakukannya karena dorongan dari orang tuanya.

Gombloh sering membolos dari kampus hingga akhirnya diketahui ayahnya setelah Slamet mendapat surat dari ITS yang memberikan peringatan.


Sumber :
https://id.wikipedia.org/wiki/Gombloh
https://tabloidpewarna.com/detailberita/mengenang-gombloh-si-penyair-tai-kucing-rasa-coklat
https://style.tribunnews.com/2017/01/09/mengenang-gombloh-dari-putus-kuliah-hingga-jadi-penyanyi-balada-ini-kisah-hidup-sang-maestro?page=all.

Related Posts