Friday, December 26, 2014

Rumah Sakit Hewan Setail Surabaya


Fokus Kesehatan Satwa KBS, RSH Setail Tolak Penitipan Satwa

Dengan alasan ingin fokus dan berkonsentrasi terhadap kondisi kesehatan satwa koleksi Kebun Binatang Surabaya (KBS), rumah sakit hewan (RSH) Setail yang berada di bawah manajemen PDTS-KBS, tidak lagi melayani masyarakat yang akan menitipkan satwa peliharaannya.

�Kami ingin lebih fokus dan berkonsentrasi dengan kondisi kesehatan satwa-satwa koleksi KBS sendiri. Ini saja butuh konsentrasi, fokus serta kerja yang tidak enteng. Dan dengan demikian kami tidak lagi melayani jasa penitipan satwa peliharaan,� terang Aschta Nita Boestani Tajudin Direktur Operasional dan Umum Kebun Binatang Surabaya.

Per 1 Desember 2014 lalu, lanjut Sita, pihak RSH Setail memutuskan untuk tidak lagi melayani penitipan satwa peliharaan dari masyarakat, seperti yang sudah dilakukan dan berjalan pada tahun-tahun sebelumnya. Selain karena minimnya fasilitas, seluruh staf di RSH Setail diminta untuk konsentrasi menangani satwa-satwa koleksi KBS.

�Dari hasil evaluasi kami, fasilitas yang ada di RSH Setail tidak memadai untuk digunakan sebagai tempat penitipan satwa peliharaan masyarakat. Harus dihentikan. Termasuk dengan staf pelaksana di RSH, nantinya kami akan konsentrasikan merawat satwa koleksi KBS,� pungkas Sita pada suarasurabaya.net, Rabu (24/12/2014).

Sementara itu, Liliana warga Prapen, Surabaya, saat ditemui suarasurabaya.net, Rabu (24/12/2014) di depan RSH Setail mengaku baru tahu jika layanan penitipan satwa sudah tidak ada lagi di RSH Setail.

�Biasanya titip anjing. Soalnya kami sekeluarga Natalan di luar negeri. Baru tahu kalau tidak ada lagi penitipan satwa di sini,� ujar Liliana.


KBS Tutup Rumah Sakit Hewan Setail

Rumah Sakit Hewan (RSH) Setail tidak lama lagi akan ditutup untuk umum. Rumah sakit yang jadi bagian Kebun Binatang Surabaya (KBS) itu secara resmi berhenti beroperasi sejak 31 Desember atau sepuluh hari lagi.

Rumah sakit di Jalan Setail tersebut memang menjadi jujukan banyak penyayang binatang sejak dibuka pada 2005. Setiap hari tak kurang dari lima pasien dibawa ke sana. Misalnya, anjing, kucing, kura-kura, dan kelinci.

Selain pemeriksaan kesehatan, rumah sakit itu dilengkapi fasilitas penitipan hewan. Biasanya tiap libur panjang seperti akhir tahun, rumah sakit itu diserbu banyak penyayang satwa yang ingin liburan panjang. Tapi, setelah beroperasi sembilan tahun, rumah sakit tersebut akhirnya akan ditutup.

Ketua Perkumpulan Kinologi Indonesia (Perkin) Jawa Timur Singky Soewadji menuturkan, keputusan penutupan RSH patut disayangkan. Dia menyebutkan bahwa pendirian RSH itu bagian dari pengabdian KBS untuk masyarakat. ”Sungguh gegabah keputusan penutupan RSH tersebut,” ungkap dia.

Sepekan terakhir ini dia mendapatkan banyak pertanyaan dari pencinta satwa. Bukan hanya anjing, tapi juga kucing yang kerap membawa binatang peliharaannya itu ke RSH Setail. Dia pun berharap penutupan tersebut bisa dipertimbangkan lagi. ”Keberadaan RSH itu sangat dibutuhkan masyarakat. Sebab, KBS harusnya juga bermanfaat bagi lingkungan,” tambahnya.

Namun, direksi Perusahaan Daerah Taman Satwa (PDTS) KBS punya alasan tersendiri soal penutupan rumah sakit itu. Mereka menyebut kekurangan fasilitas kesehatan satwa untuk melayani binatang koleksi KBS. Maka, mau tak mau penutupan tersebut menjadi langkah terbaik. ”Ibarat orang mau tenggelam, kami tentu akan menyelamatkan diri sendiri dulu. Baru orang lain,” kata Direktur Operasional PDTS KBS Aschta Nita Boestani Tajudin kemarin (20/12).

Aschta menunjukkan kondisi karantina satwa dan tempat perawatan di dalam KBS. Kondisinya memang sungguh memperihatinkan. Kandang-kandang yang semestinya untuk satwa sakit dan menjalani karantina malah dipakai satwa yang tidak mendapatkan tempat.

Bangunan di pinggir kandang gajah itu juga sudah bocor di mana-mana saat hujan mendera. Bahkan, beberapa atap asbes sudah berlubang dan jatuh. Kondisi tersebut tentu sungguh tidak layak untuk perawatan satwa yang dilindungi. ”Memang keadaannya begini. Inilah yang membuat kami ingin memanfaatkan rumah sakit hewan untuk kepentingan internal,” imbuh Aschta yang pernah mengenyam pendidikan di Edinburgh University, Inggris, itu.

Dia mengatakan, rumah sakit tersebut tidak ditutup. Tapi, hanya beralih fungsi. Kalau sebelumnya dibuka untuk umum, RSH selanjutnya hanya akan difungsikan untuk satwa KBS. ”Fasilitas kesehatan hewan ini juga bukan satu-satunya di sini kan. Jadi, kami tidak menzalimi penyayang satwa,” tambahnya.

Selain perlu ruangan tambahan untuk perawatan satwa, KBS membutuhkan banyak pegawai untuk meningkatkan kualitas satwa. Di RSH Setail itu ada 1 dokter hewan, 2 paramedis, 2 staf laboratorium, dan 1 tenaga administrasi. Mereka nanti diperbantukan untuk merawat satwa-satwa KBS.

Aschta menyebutkan, bukan perkara mudah untuk merekrut tenaga baru. Dana yang mereka miliki terbatas. Selain itu, pendapatan dari RSH Setail tidak terlalu banyak. ”Sebulan bersih hanya sekitar Rp 6 juta,” tuturnya.

Kepala Departemen Kesehatan PDTS KBS drh Rahmat menuturkan, RSH Setail punya cukup banyak fasilitas penunjang yang bisa sangat berguna untuk satwa KBS. Di antaranya, rontgen khusus, ruang pemeriksaan yang memadai, dan ruangan untuk salon bagi satwa. ”Kalau di tempat karantina itu hampir semua fasilitas kurang memadai,” imbuh dokter yang sejak 1999 mengabdi di KBS tersebut.


Sumber :
http://www.jawapos.com
http://kelanakota.suarasurabaya.net

Tuesday, December 2, 2014

Telkomsel dan ITS Luncurkan Bus Listrik Pertama Terbesar di Dunia


Setelah sukses membuat mobil listrik, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya kembali menunjukkan kehebatannya membuat bus listrik.

Bus listrik yang didominasi warna merah branding Telkomsel dan berkapasitas 26 penumpang ini diresmikan hari ini di Halaman GraPARI Taman Bungkul Surabaya, Minggu (23/11/2014).

Peresmian Bus Listrik karya anak bangsa yang pertama berhasil diproduksi ini, dilakukan Walikota Surabaya, Tri Rismaharini, didampingi Direktur Utama Telkomsel Alex J Sinaga dan Rektor ITS Prof Dr Ir Triyogi Yuwono DEA serta Direktur Sales Telkomsel, Mas’ud Khamid.

Kesuksesan ITS membuat bus listrik ini tidak lepas dari dukungan Telkomsel sebagai Operator Paling Indonesia.

Selama ini, ITS telah melakukan kerjasama berupa penelitian dan pengembangan bus listrik sampai akhirnya hari ini terealisasi dan ditunjukkan kepada masyarakat.

Direktur Utama Telkomsel Alex J Sinaga, di sela peluncuran bus listrik, mengatakan “bus listrik ini adalah hasil karya anak bangsa yang patut kita banggakan”.

Walikota Surabaya, Tri Rismaharini menyambut baik hadirnya Bis Listrik hasil karya anak ITS dan dukungan Telkomsel.

“Saya berharap kedepan Bus ini bisa bermanfaat untuk Warga Surabaya. Kami juga menggagas adanya mono rel. Kini masih dibuat desainnya,” tukas Risma.

Sementara itu, Rektor ITS, Prof Dr Triyogi menambahkan, “Bus ini menggunakan Battery yang dapat di charge 8 jam mampu berjalan sampai dengan 160 Kiloneter. Dan keunggulan bus listrik ini adalah mampu menghemat biaya operasional hingga 40 persen dibandingkan bus konvensional,”ujarnya.

Kata Triyogi , bus listrik ini digerakkan oleh baterai yang diimpor dari China. Dan dilengkapi smart grid sehingga sumber listrik bisa didapatkan dari mana pun, termasuk tenaga surya.

Saat kapasitas baterai tinggal 20 persen, akan ada peringatan sehingga baterai tidak benar-benarhabis.

Terwujudnya Bus Listrik ITS ini, kata Alex, merupakan kepedulian Telkomsel dalam mendukung upaya Pemerintah mengembangkan kendaraan berbahan bakar listrik.

Berdasarkan road map yang telah disusun pemerintah, produksi 10.000 unit kendaraan listrik akandilakukanpada2016.

“Kehadiran bus listrik karya ITS ini menunjukkan bahwa sebenarnya sumber daya manusia Indonesia tidak kalah dengan sumber daya manusia yang ada di luar negeri. Kita harus bangga sebagai bangsa Indonesia, sekaligus ini juga menunjukkan, Indonesia tidak perlu impor bus listrik dari China karena sudah mampu memproduksi bus listrik sendiri,”papar Alex.

Sebelum peresmian Bus Listrik ITS, Telkomsel juga menggelar Heroes Fun Walk sepanjang 3 km yang diikuti sekitar 2000 peserta. Heroes Fun Walk ini ditujukan untuk ikut memperingati Hari Pahlawan.

Telkomsel adalah operator selular terbesar di Indonesia dengan jumlah pelanggan mencapai lebih dari 140 juta. Untuk melayani pelanggannya yang tersebar di seluruh Indonesia, termasuk juga di daerah terpencil dan pulau terluar serta daerah perbatasan Negara, Telkomsel menggelar 80.000 BTS.

Telkomsel secara konsisten mengimplementasikan roadmap teknologi 3G, HSDPA, HSPA+, serta uji coba teknologi Long Term Evolution (LTE) dalam upaya memandu perkembangan industri telekomunikasi selular di Indonesia memasuki era mobile broadband.

Salah satu program yang dicanangkan adalah membangun Broadband City di Indonesia, dimana saat ini telah mencapai 369 kota. Untuk melayani kebutuhan pelanggan, Telkomsel menggelar call center 24 jam dan 413 pusat layanan GraPARI yang tersebar di seluruh Indonesia.

http://www.tribunnews.com

Mahasiswa ITS Ciptakan Alat Pemisah Detak Jantung Ibu dan Janin


Kehamilan bisa mengakibatkan perubahan fisiologis perempuan. Di antaranya, sistem jantung dan pembuluh darah. Padahal, ibu hamil yang mempunyai kelainan jantung punya risiko kematian. Untuk mengurangi risiko tersebut, aktivitas jantung perlu dipantau secara berkala.

Karena itu, mahasiswa Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya mencari solusi. Mereka adalah Ahmad Asrori, Mohammad Kamalul Wafi, dan Ikrarda Tegar Pambudi. Tiga mahasiswa jurusan teknik fisika tersebut membuat alat portabel untuk memisahkan detak jantung bayi dan detak jantung ibu. Alat itu mereka beri nama Portable Maternal Electrocardiogram.

Asrori menjelaskan, biasanya ibu hamil harus menggunakan alat electrocardiography. Tetapi, pemeriksaan dengan cara itu hanya dapat dilaksanakan di rumah sakit. ”Kami buat yang portabel sehingga dapat digunakan untuk memonitor aktivitas jantung ibu hamil secara mandiri, tanpa perlu ke rumah sakit,” kata Asrori. Alat tersebut juga mampu mengeliminasi gangguan-gangguan sinyal lain yang menggangu detak jantung ibu hamil.

Asrori menuturkan, sesuai dengan teori, detak jantung ibu lebih kecil daripada janin. Detak jantung ibu hamil 90-120 kali per menit, sedangkan bayi 120-140 kali per menit.

Cara penggunaannya cukup mudah. Pertama, elektrode ditempelkan pada perut ibu dan ground electrode dilekatkan di bagian tulang yang menonjol. Selanjutnya, hardware diatur hingga tersambung ke laptop. ”Baru setelah itu, grafik detak jantung ibu dan janin bisa dimonitor dan grafiknya pisah,” tegas Asrori. (kus/nw)

http://www.jpnn.com

ITS Ciptakan Smelter Skala Kecil


Pemerintah mengapresiasi smelter buatan Institute Teknologi Sepuluh November (ITS) Surabaya, yang mampu mengolah mineral mentah dengan skala kecil. Bahkan smelter tersebut sudah dipakai sejumlah perusahaan pertambangan di Sulawesi Tenggara.

Direktur Jenderal Mineral dan Batubara Kementerian ESDM, R. Sukhyar mengatakan inovasi ini muncul setelah pemerintah mengeluarkan kebijakan pengolahan dan pemurnian mineral di dalam negeri. Sebelumnya, para investor tambang mineral enggan membangun smelter dengan skala kecil, alasannya tidak memiliki nilai keekonomian.

“Jadi kalau bangsa ini dicambuk dalam kondisi tertentu maka muncul ide-ide seperti itu,” kata Sukhyar di Jakarta, Jumat (04/07).

Sukhyar menambahkan, smelter tersebut merupakan produk lokal, dan kapasitas produksinya mampu menggarap 3 ton feronikel per hari. Dengan adanya smelter skala kecil ini, setidaknya para pelaku usaha kecil mampu mengolah dan memurnikan produksinya di dalam negeri.

“Ini sangat bagus dikembangkan bagi IUP-IUP kecil,” tuturnya. (Rifai/kk)

https://www.ipotnews.com

Dosen ITS Ciptakan Kontainer Bank Data


Institut Teknologi Sepuluh November (ITS) Surabaya meluncurkan data center yang dapat berpindah-pindah tempat dengan ditempatkan pada kontainer truk. Terobosan baru ini menyusul pesatnya perkembangan tehnologi dan layanan internet yang memungkinkan berbagai pihak untuk meningkatkan layanan kepada masyarakat serta menjamin keberadaan data yang besar dan dapat digunakan secara berkesinambungan.

Mochammad Hariadi, dosen ITS yang menciptakan terobosan baru ini mengungkapkan alasan utama diciptakannya smart data center yang memiliki total power kontainer hingga 40 kw ini guna meningkatkan layanan kepada masyarakat.

Dia menyulap kontainer truk menyerupai perkantoran untuk ditempati data center. Kontainer tersebut dilengkapi dengan pengaturan temperatur suhu yang memenuhi standar minimal dan dapat dihubungkan dengan MDC lain atau dengan data center konvensional sebagai disaster recovery center.

Kontainer data center atau yang juga bisa disebut mobile data center ini menggunakan tenaga surya sebagai energinya. Dengan inovasi atau terobosan ini diharapkan dapat mengubah data center yang biasanya konvensional, yang bertempat di sebuah ruangan atau gedung khusus, untuk bisa dipindah ke berbagai tempat. Selain itu, dengan terobosan yang diciptakan dosen ITS ini dapat menghemat serta menekan tingginya biaya perawatan data center. Meski bentuknya mobile namun dijamin tetap tidak mengurangi fungsi maupun kegunaan data center.

Terobosan inovatif ini mendapat sambutan positif dari Pemerintah Kota Surabaya. Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini menyatakan pihaknya berencana menggunakan inovasi ini untuk kepentingan administrasi maupun pelayanan publik. Pasalnya, seluruh penyimpanan data milik Pemkot Surabaya masih menggunakan sistem elektronik.

Tidak hanya dapat digunakan di daerah perkotaan, data center kreatif yang dibuat selama satu bulan ini juga dapat digunakan di daerah yang minim akan listrik atau daerah terpencil sehingga diharapkan dapat membantu mengembangkan daerah tersebut karena energi atau tenaga yang digunakan bersumber dari matahari.

Temuan inovatif ini sendiri di-launching Risma pada Minggu (30/11/2014) di Areal Graha ITS dengan dihadiri sejumlah tamu undangan termasuk mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan M Nuh. Dalam kesempatan ini ITS juga meluncurkan bus listrik bertenaga surya karya mahasiswanya.

Sumber :
http://news.okezone.com

Mahasiswa ITS, Redam Polusi dengan Lumpur Lapindo


Ada yang tidak biasa pada knalpot karya Muhammad Khamim Asy’ari dan Mochammad Machrus Adhim ini. Mereka merancang prototipe knalpot dengan nama Re-car Nox. Bahan dasar adsorbennya adalah lumpur panas Porong yang biasa disebut sebagai lumpur Lapindo.

Mereka mengungkapkan, upaya membuat Re-car Nox tidak mudah. Sebelum menciptakan karya, Khamim dan Machrus berburu berbagai referensi dan menyusun karya tulis ilmiah. Selain itu, mereka meneliti zat yang dapat mereduksi gas karbon monoksida (CO) pada kendaraan bermotor.

Hingga akhirnya, keduanya menemukan bahwa lumpur lapindo berpotensi sebagai peredam polusi. Mereka lantas memasangnya pada knalpot motor. ”Kami sempat mencoba beberapa adsorben yang lain. Ternyata, setelah dianalisis, lumpur Lapindo dapat mereduksi gas CO sebesar 21,78%,” ujar Khamim.

Selain itu, menurut Machrus, belum banyak yang dapat memanfaatkan lumpur tersebut. ”Banyak orang yang menganggap lumpur Lapindo itu mengganggu dan tidak berguna. Padahal, lumpur Lapindo juga bisa bermanfaat,” tuturnya.

Hasil karya mereka dilatarbelakangi keinginan mengurangi polusi udara yang dapat mengakibatkan berbagai dampak negatif pada lingkungan. Menurut Machrus, asap motor merupakan salah satu penyumbang terbesar polusi udara dengan unsur terbanyak CO.

Dua mahasiswa Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya tersebut mengikutsertakan karya mereka dalam lomba Innovate Material for Independent of Nation (IMEC) yang diselenggarakan ITS. ”Kami optimistis menang,” ujar remaja yang akrab disapa Machrus itu.

Lebih jauh, Khamim dan Machrus berharap dapat terus mengembangkan karyanya hingga memproduksi knalpot dengan desain adsorben dari lumpur Lapindo. (der/c14/roz)

Sumber :
http://www.jpnn.com

Related Posts