Sunday, November 18, 2018

Startup Nations Summit Rangsang Pemuda Berwirausaha

Enterpreneurship atau kewirausahaan di Indonesia bisa dikatakan masih terbelakang dibandingkan dengan negara-negara lain di Asia karena salah satunya disebabkan oleh faktor culture atau budaya.

Peryataan tersebut disampaikan Wakil Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia M. Arsyad dalam acara simposium internasional Startup Nations Summit 2018 yang digelar di Kota Surabaya, Jatim pada 15-17 November 2018.

Sebagai gambaran, Indonesia diprediksi mendapatkan bonus demografi pada tahun 2020-2030. Bonus demografi adalah jumlah angkatan kerja dengan usia 15-64 tahun mencapai 70 persen. Sedangkan, 30 persen penduduknya berusia tidak produktif, yaitu usia 14 tahun ke atas dan di bawah 65 tahun.

Setiap negara membutuhkan sekitar dua persen wirausaha dari jumlah penduduknya agar perekonomiannya dapat stabil dan maju. Meski populasi wirausaha di Indonesia sudah mencapai 31,1 persen pada akhir 2017, namun Indonesia masih kalah dengan negara di Asia lainnya seperti Singapura sebanyak 7 persen, Malaysia 5 persen, dan Thailand 4,5 persen dan Vietnam 3,3 persen.

Salah satu cara untuk meningkatkan rasio wirausaha di Indonesia adalah menumbuhkan startup atau perusahaan rintisan atau perusahaan yang baru didirikan yang masih berada dalam fase pengembangan dan penelitian untuk menemukan pasar yang tepat.

Tentunya yang perlu dilakukan pemerintah adalah memberikan wadah bagi para pelaku startup dari berbagai bidang agar bisa terus eksis dan mengembankan usaha yang dirintisnya tersebut.

Salah satu langkah berani yang diambil Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini adalah menjadikan Kota Surabaya sebagai tempat digelarnya simposium internasional Startup Nations Summit yang digelar mulai 14-18 November 2018. Acara tersebut dihadiri delegasi pelaku startup dari 170 negara.

Ada tiga kegiatan besar yang digelar secara bersamaam di acara tersebut yakni Innocreativation pada 14-15 November 2018, Bekraf Festival 2018 pada 14-17 November 2018, Startup Nations Summit (SNS) Surabaya pada 16-17 November 2018.

M. Arsyad mengapresiasi Wali Kota Tri Rismaharini yang telah menjadikan Kota Surabaya sebagai tuan rumah pelaksanan Startup Nation Summit 2018. Menurutnya, apa yang dilakukan wali kota Surabaya ini merupakan langkah cepat dan hebat mendorong anak-anak muda menjadi wirausahawan.

Semengtara itu, Tri Rismaharini mengaku sengaja membuat kegiatan besar ini karena Surabaya sudah mulai memasuki era baru pertumbuhan startup, sebuah era dimana belajar mandiri telah dimulai, dan menjadi entrepreneurship serta pelaku industri kreatif merupakan pilihan yang tepat.

"Saya mati-matian berjuang menjadi tuan rumah ini demi mengubah pola pikir anak-anak muda Surabaya agar mau dan berani untuk memulai sesuatu. Tidak hanya mencari pekerjaan," ujar Risma saat membuka acara Startup Nations Summit.

Menurut Risma, anak-anak muda tidak perlu mencari pekerjaan atau menunggu ada lowongan, melainkan harus kreatif dan bisa membuka lapangan kerjanya sendiri. Ia menyebut 40 persen penduduk Surabaya berusia muda.

Ia memastikan acara tersebut akan menjadi peluang besar bagi anak muda Surabaya. Hal ini disebabkan karena acara tersebut dihadiri pelaku startup dari 170 negara dan juga mengundang pembicara dari dalam maupun luar negeri seperti dari New York Smart City, Fukuoka Jepang, Liverpool, dan beberapa pembicara lainnya termasuk tim Kuba.

Pada kesempatan itu, Risma juga memaparkan penerapan konsep Smart City atau kota cerdas/pintar saat menjadi pembicara Startup Nation Summit 2018.

Penerapan smart city di Surabaya terbagi menjadi enam bagian yaitu smart economy (ekonomi pintar), smart mobility (mobilitas cerdas), smart environment (lingkungan cerdas), smart people (orang pintar), smart living (hidup cerdas), smart governance (pemerintahan cerdas). Enam poin ini menurut Risma yang menjadi parameter untuk mengembangkan smart city di Kota Surabaya.

Dalam paparannya, Wali kota perempuan pertama di Surabaya ini menjelaskan banyak hal terkait keenam parameter yang pada akhirnya mampu membuat pemerintah membangun kota serta masyarakatnya meski dengan biaya yang terbatas.

Selain itu, Pemerintah Kota Surabaya terus mendorong masyarakatnya dengan berbagai program dan kebijakan agar mau mengubah pola pikir menjadi wirausaha.

Pada 2010, Pemkot Surabaya telah membuat sebuah program startup berupa Pahlawan Ekonomi yang banyak membantu perbaikan ekonomi masyarakat Surabaya.

Banyak warga Surabaya yang berkenan diajak untuk berwirausaha. Hal itu terlihat dari banyaknya peserta Pahlawan Ekonomi dan Pejuang Muda yang rutin digelar setiap pekannya.

Pada awalnya Pahlawan Ekonomi hanya sebatas 89 kelompok, namun saat ini sudah berkembang pesat mencapai 9.500 lebih kelompok yang tumbuh di Surabaya.

Sementara itu, dua pelaku startup mancanegara yakni Ketua Stratup Nova Liverpool, Professor Paul Morrissey dan pelaku Startup Fukuoka Jepang, Mumu Makinose berbagi pengalaman di acara Startup Nation Summit 2018.

Professor Paul Morrissey berbagi pengalamannya membangun smart city di Liverpool. Awalnya, ia mengajak anak-anak muda untuk menerapkan beberapa program dalam membangun sebuah kota di Liverpool. Menurut Paul hal ini penting dilakukan karena semua warga harus saling berkolaboasi satu sama lain untuk mendukung dan membangun suatu negara.

Terkait start up, Paul mengingatkan kepada anak-anak muda agar tidak terlalu fokus dalam hal inovasi, melainkan, harus memahami produk yang sedang dibutuhkan masyarakat sehingga laku di pasaran. "Harus jeli melihat apa yang sedang dibutuhkan masyarakat," katanya.

Sementara itu, Mumu Makinose berbagi pengalaman terkait upaya membangun startup di Kota Fukuoka yang dari tahun ke tahun meningkat hingga menjadi yang terbaik di negara Jepang. Adapun cara yang dilakukan Mumu adalah mempengaruhi anak-anak muda mencari informasi tentang startup sebanyak-banyaknya dan kemudian dipelajarinya.

Selain itu, lanjut dia, peran pemerintah juga penting untuk menjalin kerja sama minimal dengan 10 negara yang sudah menerapkan startup untuk pengembangan ruang dan data awal. Mumu mengaku juga membuat Global Start Up Center yang berisi data permulaan di Fukuoka dan menyebarkannya ke seluruh dunia.



GEN Indonesia Diresmikan

Presiden Global Entrepreneurship Network (GEN) Jonathan Ortmans mengatakan saat ini kancah bisnis global harus diisi oleh anak-anak muda. Startup Nations Summit adalah salah satu wadah yang memfasilitasi hal itu.

Menurutnya, saat ini, semangat entrepreneur sangat penting agar kesempatan dan peluang bisa seluruhnya terbuka. Hal itu akan dapat terwujud dengan baik apabila dapat dukungan dari pemerintah.

Untuk itu, di Start Up Nations Summit yang dihadiri delegasi dari beberapa negara ini siap untuk bersama-sama membangun semangat entrepreneur. Kelompok entrepreneur Surabaya bisa terhubung dengan lainnya dari seluruh dunia.

Sebagai bentuk kepercayaan terhadap perkembangan startup di Surabaya, Jonathan Ortmans juga meresmikan GEN Indonesia di acara simposium internasional Startup Nation Summit 2018.

Menurut dia, peluncuran tersebut menjadi pembuka akses awal Surabaya untuk menjadi salah satu kota enterpreneur di Asia. GEN Global merupakan organisasi non profit yang tidak hanya berbasis pada negara-negara besar tertentu saja, melainkan negara berkembang lainnya.

GEN Indonesia diharapkan akan menjadi salah satu bagian dari GEN Global, untuk membantu melihat bagaimana perkembangan ekonomi dan sistem yang relevan di Indonesia.

Selain itu, GEN Indonesia nantinya akan membangun sebuah jaringan yang lebih baik dan membantu mendorong lebih banyak enterpreneur muda di Indonesia.

Alasan dipilihnya Kota Surabaya sebagai tuan rumah Startup Nation Summit 2018 sekaligus tempat dilaunchingnya GEN Indonesia, sebab ia melihat perkembangan entrepreneur muda di Surabaya yang terus bermunculan.

Selain itu, kata dia, dibalik keberhasilan tersebut, adanya sosok wali kota yang terus mendukung masyarakatnya dengan berbagai kebijakan dan program yang telah dibuat. Hal itu menjadi alasan Kota Surabaya menjadi kota entrepreneurship di Indonesia bahkan di Asia.

"Ibu Risma memiliki kharisma sebagai leadership yang luar biasa. Kalian semua sangat beruntung memiliki pemimpin seperti ini, sangat sedikit di dunia," katanya.



Kerja Sama Bekraf

Simposium internasional Startup Nation Summit 2018 yang digelar di Surabaya tersebut juga menghasilkan kerja sama antara Badan Ekonomi Kreatif Indonesia (Bekraf) dan Pemerintah Kota Surabaya dalam upaya mengembangkan ekonomi kreatif di Kota Pahlawan.

Kepala Bekraf Indonesia Triawan Munaf mengatakan Bekfest merupakan festival kinerja atau ajang bagi Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf) untuk menyampaikan hasil capaian kinerjanya kepada masyarakat luas dalam membentuk ekosistem ekonomi kreatif (ekraf) nasional.

Lebih lanjut, Triawan mengatakan Bekfest juga sebagai bentuk dukungan dan apresiasi kepada pelaku ekraf yang telah ikut berkontribusi terhadap kemajuan Bekraf Indonesia serta meningkatkan awareness masyarakat terhadap potensi Bekraf yang dimiliki.

Triawan mengatakan kehadiran ekonomi kreatif dinilai memiliki peranan penting dalam perekonomian nasional yang mampu menyumbang Pendapatan Dometik Bruto (PDB) hingga Rp922 triliun pada 2016.

Angka ini diprediksi terus naik setiap tahunnya sekitar 10 persen sehingga pada 2017 diprediksi mencapai lebih dari Rp1.000 triliun. Salah satunya melalui ruang kreasi semacam film, musik, fashion dan kuliner.

Dengan diselenggarakannya Bekraf Festival di Surabaya, Triawan berharap masyarakat dapat lebih paham dan peduli terhadap perkembangan ekonomi kreatif di daerahnya dan terus konsisten dalam berkontribusi memajukan ekonomi kreatif di Indonesia.

Selain itu, penyelenggaraan Bekfest 2018 membawa dampak positif bagi ekosistem ekonomi kreatif di Indonesia, akademisi, sektor bisnis, pemangku kepentingan ekonomi kreatif dan masyarakat luas bahkan menyentuh level pelajar dan mahasiswa.

Dengan digelarnya Startup Nations Summit 2018 di Surabaya ini akan menjadi tantangan baru di kalangan anak-anak muda untuk menjadi wirausahawan muda. Jika itu berhasil akan menambah rasio wirausahawan di Indonesia dan tentunya targetnya bisa sejajar dengan negara-negara tetangga di Asia Tenggara.

Tentunya hal itu perlu mendapat dukungan dari semua pihak baik pemerintah maupun lembaga-lembaga ekonomi lainnya.*


Sumber :
https://www.antaranews.com/berita/769357/startup-nations-summit-rangsang-pemuda-berwirausaha

Friday, February 2, 2018

Risma Buka Hutan Kota di Dataran Tinggi


Cegah Banjir, Risma Buka Hutan Kota di Dataran Tinggi Surabaya

Potensi bencana banjir terus diminimalisir oleh Wali Kota Tri Rismaharini. Kamis (1/2/2018), Risma meresmikan hutan kota di Jalan Lempung Perdana, Kelurahan Lontar, Kecamatan Sambikerep.
Hutan kota yang diresmikan merupakan yang kesekian kali setelah sebelumnya dibangun hutan kota di kawasan Pakal, Sambikerep, Sumur Welut, dan di kawasan Jeruk.

Hutan kota yang diresmikan Risma dilengkapi dengan fasilitas penampung air karena kawasan tersebut kerap kali banjir saat hujan turun dengan debit tinggi.

“Salah satu treatment yang kami lakukan untuk mencegah banjir adalah membuat hutan kota dan membuat waduk,” tutur Risma.

Hutan kota Lontar, sambung Risma, berada di salah satu kawasan yang letak datarannya tinggi di Surabaya. Jika terdapat hutan kota, diharapkan pohon-pohonnya bisa menyerap air, sehingga saat hujan, air tidak turun ke kawasan yang lebih rendah.

"Teorinya memang seperti itu. Jika hutan di pegunungan gundul, maka akan menimbulkan tanah longsor dan banjir," jelasnya.

Dalam acara peresmian tersebut, dilakukan penanaman 1.000 pohon melibatkan pelajar di sekitar lokasi hutan kota.

Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kota Surabaya, Joestamadji menjelaskan, pohon-pohon yang ditanam di hutan kota tersebut adalah tanaman produktif seperti buah jambu, blimbing, Matoa, dan beberapa jenis lainnya.


Sumber :
http://regional.kompas.com/read/2018/02/01/17424891/cegah-banjir-risma-buka-hutan-kota-di-dataran-tinggi-surabaya

Monday, January 1, 2018

Parkir Meter di Taman Bungkul

2018, Taman Bungkul Dipasang Alat Parkir Meter

Penertiban parkir tepi jalan terus dilakukan Dishub Kota Surabaya. Penertiban ini dilakukan dengan memasang alat parkir meter. Dan tahun 2018, kawasan Taman Bungkul akan dipasang 10 alat parkir meter.

Menurut Kepala Dinas Perhubungan Kota Surabaya Irvan Wahjudrajat, rencana pemasangan parkir meter ini dilakukan setelah melakukan evaluasi dan mendapat masukan dari warga serta pengunjung taman.

Ia pun mengungkapkan alasan pemasangan parkir meter tidak dilakukan serentak di beberapa titik. Meski, sebelumnya sudah memasang 10 alat di kawasan Balai Kota Surabaya.

Irvan mengatakan, pasca parkir meter dioperasikan, lahan parkir di Taman Bungkul hanya boleh parkir di satu sisi yakni sisi timur.

Sementara Kepala UPTD Parkir Tepi Jalan Umum Dinas Perhubungan Surabaya Trangono Wahyu Wibowo memastikan pemasangan mesin parkir meter akan mengelilingi Taman Bungkul. Ia berharap dengan adanya parkir meter ini, tempat parkir di Taman Bungkul tidak lagi semrawut seperti banyak dikeluhkan warga.

Meski pakai parkir meter, Tranggono memastikan bahwa juru parkir di Taman Bungkul yang ada saat ini, akan dilakukan pembinaan. Mereka aka direkrut menjadi tenaga kontrak Pemkot Surabaya, seperti yang sudah dilakukan kepada jukir di sekitar Balai Kota Surabaya.

Sumber : https://news.detik.com/berita-jawa-timur/d-3712547/2018-taman-bungkul-dipasang-alat-parkir-meter


Parkir Meter Taman Bungkul Dilaunching, Pendapatan Parkir Ditarget Meningkat

Jasa perparkiran di kawasan Taman Bungkul Surabaya yang sebelumnya dilakukan secara manual kini berubah menjadi parkir meter. Penggunaan parkir meter ini ditandai dengan launching yang dilakukan Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Surabaya, Ir. Irvan Wahyudrajat, pada  Minggu (17/12/2017) pagi.

Rencananya setelah dilakukan launching, akan diteruskan dengan trial hingga akhir Desember 2017. Parkir meter Taman Bungkul efektif dilakukan mulai Januari 2018.

Selama trial, para pemilik kendaraan bermotor yang berkunjung ke Taman Bungkul masih diperbolehkan membayar retribusi parkir menggunakan uang tunai. Para jukir yang bertugas akan membawa kartu pembayaran elektronik (e-payment) untuk membantu masyarakat yang belum memiliki uang elektronik.

Tapi ke depan diharapkan masyarakat Surabaya agar memiliki kartu elektronik yang bisa didapatkan di bank dan minimarket yang ditunjuk. Saat ini ada 10 unit mesin parkir meter yang dipasang di Taman Bungkul.

Penerapan parkir meter di Taman Bungkul ini merupakan lokasi kedua karena sebelumnya sistem yang sama sudah diterapkan di kawasan Taman Surya Surabaya. Rencananya tahun 2018 lokasi parkir meter akan ditambah lagi yakni di Jl. Manyar Kertoarjo.

Menurut Irvan Wahyudrajat, pembayaran retribusi parkir melalui uang elektronik ini akan memudahkan transaksi pemilik kendaraan maupun para jukir."Pembayaran menggunakan e-payment ini akan menghindarkan uang palsu, menjamin transparani dan akuntabilitas. Dengan teknologi ini akan membantu mewujudkan Surabaya sebagai smart city," ujar Irvan Wahyudrajat.

Dengan pemberlakuan parkir meter ini pendapatan parkir di Taman Bungkul akan terkatrol naik. Dari sebelumnya Rp 2,4 juta diharapkan naik menjadi Rp 5 - 6 Juta perharinya.

Untuk mendukung pelaksanakaan parkir meter, para jukir lama di Taman Bungkul digaji bulanan oleh Dishub dengan sistem tenaga kontrak. Ada sebanyak 40 orang jukir yang bertugas bergiliran 3 shift.

Sementara itu, Cholik salah satu jukir di Taman Bungkul mengatakan mendukung dengan pemberlakuan parkir meter ini. "Saya mendukung parkir meter ini agar penataan parkir di Taman Bungkul lebih tertib," ujarnya ketika ditemui di lokasi parkir.

Launching parkir meter ini dimeriahkan dengan jalan sehat yang diikuti pegawai Dishub, jukir dan keluarganya, menempuh rute sekitar dua kilometer memutari Jl. Raya Darmo. Jalan sehat ini menyediakan aneka hadiah seperti setrika, sepeda gunung, sepeda motor, kulkas dan lainnya.

Dishub juga memberikan pengargaan kepada tiga orang jukir teladan dan kepala pelataran parkir yang dinilai berprestasi. Pada kesempatan ini, Suharto selaku Kepala BPJS Ketenagakerjaan Cabang Karimun Jawa Surabaya mengingatkan akan pentingnya perlindungan asuransi kepada para jukir.

Sumber : http://www.surabayakita.com/index.php?option=com_content&view=article&id=12434:parkir-meter-taman-bungkul-dilaunching-pendapatan-parkir-ditarget-meningkat&catid=25&Itemid=0


Sudah Ada Parkir Meter di Taman Bungkul Surabaya, Jukir Masih Tarik Tarif Lebih Mahal

Pada Minggu (17/12/2017) pagi, penggunaan alat parkir meter ini bahkan dilakukan soft launching oleh Dinas Perhubungan Kota Surabaya,

Namun sayangnya, alat tersebut belum dipergunakan maksimal.

Siang hari, alat tersebut tidak dimanfaatkan dalam pelayanan parkir.

Juru parkir yang ada di sana juga masih melayanai parkir secara manual.

Seperti yang diamati SURYA.co.id siang tadi.

Di sana, setiap ada warga yang parkir, mereka akan diberikan karcis resmi dari Dinas Perhubungan.

Dalam karcisnya bertuliskan tarif parkir sebesar Rp 2.000 untuk sekali pakir.

Namun saat akan meninggalkan lokasi parkir, jukir justru menarik tarif parkir sebesar Rp 3.000 para warga yang parkir di lokasi tersebut.

Seperti yang dialami oleh Thariq Dwi Guntoro, pengunjung Taman Bungkul, Minggu (17/12/2017) siang.

Sumber : http://surabaya.tribunnews.com/2017/12/17/sudah-ada-parkir-meter-di-taman-bungkul-surabaya-jukir-masih-tarik-tarif-lebih-mahal

Related Posts