Tuesday, September 24, 2013

Klinong-klinong nang Suroboyo Perkenalkan Area Surabaya

suarasurabaya.net - Dikemas sedemikian rupa dengan mengedukasi masyarakat melalui program Klinong-klinong nang Suroboyo, mengajak masyarakat mengenal sejarah kota Surabaya melalui pembagian area atau wilayahnya.

Dengan tema: Wijkenstelsel Statsblaad, program Klinong-klinong nang Suroboyo (KKS) mengajak trackers mengenal sejarah pembagian wilayah di Surabaya Utara yang diterapkan Pemerintah Belanda sejak tahun 1843 lalu hingga kemerdekaan.

Pada masa itu, Belanda membagi wilayah Surabaya ini berdasarkan pada etnis penduduk yang bermukim di dalamnya, dengan Sungai Kalimas digunakan sebagai pembatas untuk pembagian masing-masing wilayah atau areanya.

Pada sisi barat Kalimas ketika itu dipergunakan untuk kegiatan perdagangan dan pemukiman warga Eropa, sedangkan pada sisi timur Kalimas ketika itu dipergunakan sebagai sarana untuk perdagangan dan permukiman etnis selain Eropa.

Sebagai dampak dari pembagian atau segregasi kawasan beberapa bangsa atau etnis tersebut diantaranya bangsa Eropa, Tionghoa dan Arab, sampai saat ini tercermin sangat kental melalui peninggalan bentuk arsitektur bangunan, budaya serta tradisi masyarakatnya.

“Kami ingin mengajak masyarakat untuk melihat dari dekat, mengenali peninggalan-peninggalan sejarah tersebut dalam program yang kami gelar kali ini. Dan kalau kemudian itu menjadi destinasi wisata, tentu akan menjadi sangat menarik,” terang Rani Anggraini Manajer Museum House of Sampoerna saat ditemui suarasurabaya.net, Selasa (24/9/2013).

Dengan beberapa pilihan perjalanan program yang seluruhnya dimulai dari House of Sampoerna, masyarakat dapat terlebih dulu memesan tempat atau melihat jadwal perjalanan pada Minggu 29 September 2013 mendatang untuk mengikuti Klinong-klinong nang Suroboyo.(tok/ipg)

Teks foto:
- Peserta melihat peninggalan sejarah rumah keluarga Baagil di Surabaya.
Foto: Istimewa.


Editor: Iping Supingah

Related Posts