Sunday, July 11, 2021

Didi Petet

Mengenang Aktor Didi Petet, dari Perjalanan Karier hingga Seni Teaternya

Didi Petet, aktor film, lahir di Surabaya, 12 Juli 1956 dengan nama asli Didi Widiatmoko. 

Pada 15 Mei 2015, aktor senior Indonesia, Didi Widiatmoko, atau yang lebih dikenal dengan nama Didi Petet, tutup usia di umur 58 tahun. Diberitakan Harian Kompas di hari yang sama, Jumat (15/5/2015), Didi Petet meninggal pada pukul 05.20 WIB, di Bambu Apus, Tangerang Selatan. 

Almarhum meninggal setelah kepulangannya dari Milan, Italia, untuk menyelenggarakan Expo Milano 2015. ”Bapak kecapekan selama kegiatan di Milan,” ungkap anak kedua Didi, Nabila. Dia juga mengatakan ayahnya meninggal karena penyakit asam lambung. 

Kepala Badan Ekonomi Kreatif kala itu, Triawan Munaf, sempat mendapat kabar bahwa Didi dirawat di rumah sakit lokal di Milan karena kelelahan. Bagaimana tidak, Didi bolak-balik Jakarta-Milan 8 kali untuk mengurus persiapan expo itu. 

Selama dirawat, dokter yang memeriksa mengatakan, almarhum mengalami sakit asam lambung dan membutuhkan istirahat yang banyak. Sebelum meninggal, Didi Petet sempat dibawa ke Bandung oleh keluarga untuk menjalani terapi pemulihan energi selama tiga hari. 

Nabila mengaku ayahnya sudah terlihat sehat semalam, Kamis (14/5/2015). Bahkan sempat bercanda dan tertawa bersama. Di saat-saat terakhirnya, aktor kawakan itu tengah berada di pelukan istrinya, Uce Sriasih, tanpa mengeluh kesakitan. 

”Bapak seperti tertidur aja, tak ada mengeluh dan enggak kelihatan seperti orang sakit,” kata Nabila dengan mata memerah. Didi Petet meninggalkan seorang istri dan 6 anak. Jenazahnya dimakamkan di Tanah Kusir, Jakarta Selatan. 

Dedikasinya untuk Indonesia terlihat salah satunya menjelang kepergiannya. Panitia dari Indonesia mengalami kekurangan dana dalam keikutsertaannya pada Expo Milano 2015 di Milan, Italia. Total dana yang dibutuhkan Rp 80 miliar, tapi Indonesia hanya punya dana sekita Rp 30 miliar. 

Sehingga Didi Petet berusaha keras mencari dana dari sponsor. Awalnya Indonesia hampir saja tidak bisa ikut dalam acara bergengsi internasional itu. Namun Didi Petet bersikeras untuk ikut. Menurutnya acara itu penting untuk mempromosikan Indonesia di mata dunia. 

Didi Petet dinilai berhasil baik di dunia akademis maupun dunia kesenian. Diceritakan oleh sahabat dekatnya yang juga aktor senior, Slamet Rahardjo, Didi mengembangkan Jurusan Seni Teater di Institut Kesenian Jakarta (IKJ). 

Karena usaha Didi, seni teater banyak penggemar, khususnya di IKJ. Dia berhasil menunjukkan bahwa akting adalah ilmu yang bisa dipelajari siapa saja. Dikutip Harian Kompas, Minggu (17/5/2015), dosen teater IKJ Bejo Sulaksono mengatakan prestasi penting Didi selama menjadi seniman adalah membentuk teater pantomim bernama Sena Didi Mime. 

Didi Petet mengawali kariernya dari film "Semua Karena Ginah" yang disutradarai Nya Abbas Akup di 1985. Dalam dunia film, Didi mulai menancapkan namanya ketika memerankan dua tokoh penting yang sampai sekarang dikenang banyak penonton Indonesia. 

Tokoh pertama adalah Emon, karakter tokoh pendamping Boy dalam film Catatan Si Boy. Kedua, tokoh Kabayan dalam film Si Kabayan Saba Kota (tahun 1989). Emon dan Kabayan sampai sekarang menjadi tipikal khas karakter tokoh. 

Apabila kemudian ada aktor lain yang memerankannya, tetap harus mengacu kepada Didi Petet. Tak tanggung-tanggung, Didi Petet memainkan kedua tokoh itu dalam lima sekuel film Catatan Si Boy dan Kabayan. 

Dia juga memerankan Oom Pasikom dalam film yang dimainkan bersama Lenny Marlina dan Desy Ratnasari. Itu adalah ikon dari Harian Kompas yang dibuat ilustrator GM Sudarta. Namanya tidak tenggelam meski era perfilman berganti. 

Hingga tahun terakhirnya, dia masih aktif bermain peran, salah satunya dalam film "Guru Bangsa: Tjokroaminoto".


Sumber

https://www.kompas.com/tren/read/2020/05/15/140600065/mengenang-aktor-didi-petet-dari-perjalanan-karier-hingga-seni-teaternya-?page=all.

Related Posts