Saturday, July 27, 2013

Taman Bungkul


Taman Bungkul adalah salah satu taman kota di Surabaya yang berada di Jalan Raya Darmo Surabaya. Tidak jauh dari lokasi, terdapat masjid besar Al-Fallah dan Kebun Binatang Surabaya. Taman Bungkul merupakan taman kota yang istimewa karena dilengkapi arena bermain skateboard dan roller blade. Kelebihan ini tidak dijumpai di taman-taman kota lainnya di Surabaya.

Taman ini bersebelahan dengan kompleks makam Ki Ageng Bungkul atau Sunan Bungkul ini ramai dikunjungi wisatawan. Bagi Anda yang datang dari luar Surabaya, bila ingin berkunjung ke Taman Bungkul bisa naik kendaraan umum dari terminal Kota Joyoboyo. Dari terminal angkotan kota tersebut, Anda bisa memilih angkutan apa saja yang penting melewati Jalan Raya Darmo.

Nama taman bungkul konon dipengaruhi oleh tokoh yang sangat berpengaruh dalam penyebaran agama Islam di wilayah Surabaya dan sekitarnya, Beliau adalah Ki Ageng Supo yang kemudian mendapat gelar Sunan Bungkul atau Mbah bungkul yang makamnya terdapat di belakang taman ini dan sekaligus menjadi tempat bagi para peziarah. Beliau sebenarnya masih mertua Sunan Giri dari Gresik.

Oleh karena itu Taman Bungkul juga dikenal sebagai objek wisata religi. 

Kono dulu seorang bangsawan Majapahit bernama Ki Ageng Bungkul yang tinggal di Surabaya membuat sayembara. Isi sayembara itu yakni, barangsiapa berhasil memetik buah delima dari pohon di pekarangan rumah Ki Ageng Bungkul, maka ia akan dinikahkan dengan Dewi Wardah yang cantik jelita, putri bangsawan Majapahit itu.

Pohon delima itu bukan sembarang pohon. Setiap orang yang memetik buahnya akan tewas. Tetapi rejeki berpihak kepada Raden Paku yang kemudian bergelar Sunan Giri itu.

Secara tidak sengaja beliau lewat di bawah pohon delima yang menakutkan itu. Tiba-tiba ada buah delima yang menimpa kepala Raden Paku. Kejadian ini dilaporkan kepada Ki Ageng Bungkul dan gurunya, yakni Sunan Ampel dari Surabaya.

Setelah kejadian itu, Raden Paku atau Sunan Giri dinikahkan dengan Dewi Wardah putri Ki Ageng Bungkul. Pada kurun waktu tertentu, karena pengaruh Islam Ki Ageng Bungkul ini juga digelari Sunan Bungkul. Ketika meninggal dunia beliau disemayamkan di tempat yang sekarang bersebelahan dengan taman kota ini.



Taman Bungkul diresmikan pada 21 maret 2007, dengan sarana cukup lengkap yaitu terdapat Seperti skateboard track dan BMX track, Jogging track, Plaza (panggung untuk Live performance berbagai jenis entertainment), Zona akses Wi-fi gratis, telepon umum, Area green park dengan kolam air mancur, taman bermain anak-anak hingga pujasera pun ada. Taman Bungkul juga memiliki amfiteater dengan diameter 33 meter dan jalur bagi penyandang cacat agar mereka pun bisa ikut berekreasi.

Pujasera terdiri dari Warung-warung makan yang terorganisir secara rapi di taman kota ini. Menu-menu kuliner khas Surabaya seperti rujak cingur, lontong balap wonokromo, lontong mie, semanggi suroboyo menjadi kuliner favorit bagi pengunjung. 



Tempat duduk yang teduh dan nyaman dikelilingi pohon sono berusia tahunan, membuat pengunjung betah berlama-lama di taman itu. Bagi pengunjung yang kehabisan air minum, di taman ini juga tersedia instalasi air siap minum. Tentu ini menjadi keunggulan tersendiri bagi taman kota ini.



Sumber :
id.wikipedia.org
travel.detik.com

No comments:

Post a Comment

Related Posts